Kamis, 19 Desember 2013

BGSE 2013

"Indahnya alam Indonesia maharupa mahawarna hijau alamnya biru lautnya mewarna nyata..."
Beragam ekspresi menjadi satu, berbaur mempunyai warna satu persatu itulah kami, Bogor Green Sounds for The Earth. Bearanjak dari obrolan-obrolan malam, kopi, teh beserta pohon-pohon yang mematung disekitar halaman menggugah hati kami untuk gagah, mengajak pemuda pemudi Bogor untuk menjaga lingkungan melalui aksi nyata, aksi lain yang tak kalah cantik.ya, Musik!

bogorgreen.wordpress.com

Senin, 09 Desember 2013

Venezia Menuju Indonesia

Sunyi adalah perahu tanpa gelombang, serupa gondola di akhir petang menunggu alunan yang memerang diantara Venezia dan Roma. Apa pula kau sebut difabel kesempurnaan, padahal malam masih saja tanpa matahari yang menggelagap diatap bambunya, menggerinjing suara detaknya. Segelas Macchiato mendingin lima menit yang lalu, setelah kuselingi isak tawa yang tak pernah terdengar di kedekatan siang.  Menalun cerita gladiator yang tak berkesudahan, memperebutkan jati diri yang entah kemana tak pernah pulang. Aku seorang yang tak pernah ditemani lawan bicara, seperti orang ataupun jalang. hanya ada kopi, dan sekerat maddle kumenyebutnya tak pernah ada yang lain. Waktu itu turun hujan, kaca yang langsung terpampang ke arah jalan mengembang lalu mengembun.
Venezia akhir-akhir ini memang tak pernah bersahabat cuacanya, tak serupa musim lalu yang teramat panas rasanya. Sambil menunggu reda, aku mengetuk cangkir espressoku yang ternyata masih tersisa, sekerat maddle membuat perutku agak kenyang pantas memang, roti yang terbuat dari tepung gandum ini diselingi keju dan fla capuccino di tengahnya serta ditaburi irisan hazelnut dibagian toppingnya. Jam dinding menunjukkan pukul 22.00, tiga jam sudah aku menghabiskan minggu malamku tanpa kepastian redanya hujan. sebenarnya pelayan di coffe shop ini sudah menawarkan untuk meminjamkan payung sejam yang lalu, Del Nero namanya aku mengenalnya sejak setahun yang lalu, pertama kali aku diantar seorang tour guide ke coffe shop yang sudah membudaya ritual minum kopi di negara ini. Akan tetapi, lima menit sebelum Del Nero menawarkan payung, Telepon genggamku berbunyi dan jelas pesan singkat terpampang dilayarnya “ Aku tidak jadi menginap di tempatmu, disini hujan badai. Erika.”. Aku lebih betah berlama-lama diluar, di coffe shop seperti ini, daripada di rumah harus sendiri. Del Nero kembali menghampiriku, menawariku segelas espresso lagi untuk yang kedua kalinya, yang ini gratis katanya, tak banyak basa-basi, aku menerimanya dengan senang hati dan dengan hanya sepuluh detik aku menenggaknya.
Diluar masih hujan kaca semakin mengembun, jelas terlihat tetesan airnya yang mulai mengalir satu persatu ditiap titiknya. setelah segelas itu kandas, aku teringat dua puluh lima tahun yang lalu, ketika aku berusia lima tahun waktu itu, ketika aku masih tinggal di sebuah negara yang teramat kaya, hijau alamnya, ramah orang-orangnya dan jelas mempunyai bendera kebangsaan berwarna merah diatasnya dan putih setengah bagian dibawahnya. Waktu itu liburan sekolah dasar seminggu lamanya, aku yang baru duduk dibangku kelas satu tak pernah berpikir kenapa sekolah bisa diliburkan, padahal katanya menuntut ilmu itu wajib dari sejak lahir sampai menjelang ajal kematian ah, entahlah. di sisi lain, aku senang walaupun hanya seminggu, aku tidak akan bertemu dengan Egan dan Didi dua temanku yang jelas-jelas sering melempar sebelah sepatuku ke atas genting sekolah, atau Luna dan Erika yang selalu membawakan sarapan pagi dan menyuapiku dengan paksa sebelum lonceng sekolah berbunyi. Selama liburan, pergi ke ladang menjadi mainanku ditiap sore, bersama seorang kakek yang selalu mengajarkanku bagaimana cara bertahan hidup, tidak hanya sekedar dengan omongan atau nasihat, tetapi dengan mencontohkan. Hal yang paling aku senangi ketika di ladang adalah memetik butir-butir anggur mini yang berwarna hijau kemerahan, yang tumbuh dengan liar disekitar ladang yang sudah lama tidak dibersihkan, rasanya manis agak sedikit masam, aku mengumpulkannya di saku celanaku untuk dibawa pulang ke rumah, untuk dibagi dengan ibu. Kakek selalu mengajakku ke sungai setelah aku puas memetiki anggur mini itu, sebelum adzan maghrib berkumandang. Airnya jernih, berbatu dan arusnya lumayan deras untuk anak seusiaku ditambah ada pemandangan yang sangat aku sukai, arus sungai itu menjadi tempat penyeberangan bagi kerbau-kerbau hutan, setelahnya mencari makanan untuk kembali ke tempat peristirahatannya. Bagaimana tidak, kerbau-kerbau hutan itu mempunyai teman yang sangat banyak tak pernah sepertinya mereka kesepian atau saling berkelahi satu sama lain walaupun mempunyai tanduk dikepalanya, serupa iblis-iblis jahat yang membawa tongkat bermata tiga. Pernah suatu saat ketika aku berlari-lari disekitar ladang, aku terjatuh ketika melompati sebuah parit kecil yang dibawahnya mengalir air untuk irigasi ladang, betis kaki kananku berdarah hingga kakek panik dan berusaha mencari dedaunan disekitarnya yang bisa menghentikan pendarahan kakiku, dan akhirnya dengan dedaunan yang sebelumnya sudah dilumatkan, dikunyah oleh kakek, pendarahan dikakiku bisa reda. Sangat kurindukan masa-masa kecil itu, penuh dengan kasih sayang dari keluarga.
Del Nero mengagetkan aku dengan tepukan dipundakku, membuat pikiran masa kecil itu berlalu dengan cepat, tangannya menunjuk ke arah jam dinding yang waktu itu menunjukkan pukul 23.00 hujan masih belum reda, gemericiknya bertambah deras terdengar. Disudut caffe shop hanya ada seorang pria paruh baya bertopi yang baru saja memesan secangkir besar capuccino, terlihat dari geriknya dia sedang menunggu seseorang, karena tak lama setelah capuccinonya datang, dia kembali memesan secangkir macchiato. Aku perhatikan dengan seksama, dia melambaikan tangan ke arahku dikeremangan, aku mencoba beranjak dari tempat dudukku dan menghampirinya, ternyata dia adalah Parulo, seorang tour guide yang setahun lalu mengantarkanku ke tempat ini, tepat sebulan setelah aku menginjakkan kaki di Venezia ini, sebuah kota yang mempunyai sungai yang indah dengan gondola yang mengapung diatas arus airnya yang teramat tenang. Kami saling bertanya kabar dan kesibukan masing-masing, sekitar lima belas menit kami berbincang seseorang yang kuduga sedang ditunggu pria ini ternyata tak kunjung datang, segelas macchiato yang sudah tersaji lima belas menit lalu itu sepertinya mulai mendingin beberapa menit lalu, entah untuk siapa minuman itu, tetapi aku tak pernah berani untuk bertanya akan hal itu. Aku menyudahi percakapanku, dan kembali ke tempat dudukku semula, sepasang kursi dan meja tepat di depan jendela yang menghadap ke jalan, diluar angin mulai bertiup melewatkan derasnya rintik-rintik hujan. Merasakan dinginnya, mengingatkanku akan rumah. Rumahku terletak di tepi hutan, membelakangi pohon-pohon besar yang meraksasa yang selalu bergoyang-goyang ketika hujan angin besar datang, aku selalu mengintipnya dari balik jendela kawat yang berkordenkan kain, melihatnya bergoyang-goyang dan membayangkan betapa kuat angin  menggetarkan pohon-pohon raksasa itu. Pernah pada suatu saat ketika hujan angin datang disertai petir yang terus menyambar, sebuah pohon raksasa itu tumbang dan tergeletak dengan luka menghitam di batang utamanya, sepertinya dia terbakar oleh sambaran petir dan dengan jelas dia tertidur dengan jarak tajuknya sekitar satu setengah meter saja dari jendela rumahku, tempat biasa aku mengintipnya ketika hujan angin datang.

Lonceng jam berbunyi, menandakan jam 24.00 disudut caffe shop, parulo ditemani seseorang yang entah sudah berapa lama duduk bersamanya, yang jelas setelah macchiatonya mendingin. diluar hujan mulai mereda, suaranya terdengar amat pelan orang-orang berpayung mulai menutup payungnya satu demi satu, berhamburan ditepian jalan. Del Nero dan dua orang temannya mulai membereskan meja dan kursi, menandakan caffe shop sudah waktunya ditutup. Notebook biruku aku matikan, kemudian aku masukkan kedalam tas. (Bersambung)              

Jumat, 06 Desember 2013

SABANG

Titik terujung, titik terjauh darimana awal negara ini berdiri, dipijak dan dideklarasi sebagai kesatuan pulau-pulau maka disebutlah Indonesia. Titik terujung ternyata titik yang sangat menarik untuk kita sambangi, senyawai dan perasaan memiliki sebagai bagian yang nantinya akan diwariskan untuk anak cucu kita.. 

Titik terindah, semoga berujung indah.

Senin, 30 September 2013

Berkebun yuk...

Ada banyak cara mengisi waktu luang dari mulai jalan-jalan, malas-malasan, hingga mungkin kepo-in profil orang. tak menjadi masalah yang besar, selama dapat mengontrol dan agak meredakannya. biasalah, apalagi anak-anak muda yang mulai berbicara soal asmara. lain halnya dengan Indonesia.
 Kita semua tahu tanah-tanah di Indonesia terbilang subur jika dibandingkan dengan negara-negara di benua asia lainnya. Pulau jawa apalagi, banyak terhampar persawahan sebagai tanda pemasok bahan pangan utama di Indonesia. Bogor salahsatunya,  kota hujan yang sebentar lagi dibanjiri angkot. memang sepertinya kita harus mulai peka dan membuat terobosan baru sebagai metode yang solutif untuk pemda khususnya dan warga pada umumnya.

dari waktu luang, tanah subur, bogor, hujan, sayang sekali sepertinya jika sumberdaya yang ada tidak diarahkan kearah yang positif, berkebun misalnya. menanam, menghijaukan lingkungan sekitar syukur-syukur bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari kita akan buah, maupun sayuran. seperti teman-teman di asrama Sylvapinus, salahsatu asrama S1 reguler IPB yang terletak di desa Dramaga. di asrama ini ada sebuah klub berkebun yang diberi nama Sylvapinus Gardening Club (SGC). klub ini mengarahkan penghuni asrama ini untuk selalu mencoba bercocok tanam, seberapa luaspun lahan yang dimiliki tak menjadi masalah yang terpenting mau belajar berkebun belajar berproses dari mulai membuka lahan, menyemai benih, menanam, memupuk, hingga memanen untuk kemudian bisa disajikan dalam bentuk masakan sayuran misalnya.


Cabai salahsatunya, buah ini dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi untuk para penghuni asrama, sebagai pelengkap mie rebus, nasi goreng, bahkan sebagai bumbu rujak pun kegunaan lainnya.bermanfaatkan...Sembari mengisi luang, kita coba belajar berkebun, mencoba merasakan para petani, banyak cara yang bisa kita lakukan, ayo segera tanam, maka kelak kau akan menuai.

HADIAH MERAH

" Pernah suatu malam, tak ingat waktu tepatnya ada diantara dua manusia yang saling bertemu tak sengaja sepertinya, mereka telah berteman ternyata walau hanya di dunia maya dua tahun yang lalu. dan pada malam itu berpapasan saling sapa antara satu sama lain dengan kecanggungan masing-masing. obrolan dibuka dengan saling memperkenalkan nama, walaupun sudah bisa saling baca nama satu sama lain. Malam semakin larut begitupun dengan kecanggungan kedua anak manusia itu, larut bersama suasana yang mencair dingin. entah kapan mereka akan bertemu kembali karena terpaut jarak yang sebenarnya tak berlaku di dunia mereka...."

Diselasar tikar ini tak ada beda antara petang panjang dengan senja kala, tetap berkata-kata seperti tak pernah ada jeda. Apa benar tadi turun hujan? atau sekedar gerimis saja yang menangisi bayanganmu yang sebentar lagi mati. Apa kau tahu bayangan? budakmu yang selalu menemani kemana saja kau meninjau, seringkali ia bersetubuh dengan dingin, apalagi gemerlap gelap.
Di semalam seribu malam yang aku tunggui tangga serotonin dan endorpin yang aku jaga sengaja, setetesnyapun tak kubiarkan menggantikan aliran darah ibuku yang mengalir di nadinya. Tetapi kau menyalakannya begitu saja, memadu satu menjadikan dini itu seperti batu. Telah aku ketuk pintu yang menurutku gerbang yang menghening sebening es yang berdenting dan akan terus membeku baku jikalau tak aku panasi dengan bara api yang mengobar. Kau ungkap seriap kata yang mengasing walau tak serba luning bagi bayangan endorpinku, begitupun serotoninku yang mulai memilin.
Teramat melelahkan dini itu, setelah sebelumnya malam dan rembulan bergumul penuh hasrat di perapian dekat dermaga yang baru roboh tiga menit yang lalu, tetapi tak seperti mati yang lalu, suri ini, ya kali ini sepertinya akan mengucurkan banyak darah dari kedua rahimku setelah tamumu yang lain memergokiku sedang mencumbu ari-ari yang kau sajikan entah untuk siapa di ruang tamu.
Ah, menungguimu seolah hal yang percuma, berjalan sepanjang rel kereta dan sesekali duduk di perapian bersama bocah-bocah lusuh yang dipenuhi "raja singa" membiarkanku mati dengan sendirinya.
Detak detik menemui titik, diam menenggelam sekelam memalam dini itu, pintu-pintu menyulam alam. menyilami ranjang panjang yang aku ikat pekat kedua tanganmu yang rungu di deret kayunya.

Untukmu yang aku salahi ketukannya, dapatkah kau ikuti abneaku malam ini sayang?
"CS"

Sabtu, 28 September 2013

Pinton Pohon

Getar-getar jari gitar bersenar sebinar purnama malam yang aku janjikan hangat bersama secangkir kikir teh penghangat penat, di sana ada aku dan pena yang berbayang tinta berita lama.
Ada yang berbeda pada sore itu,dedaunan mau saja diterbangkan angin padahal kutilang pun tak bersetubuh dengannya.Apa jadinya malam jikalau purnama saja yang terpandang di berandanya,tak berdatang dan tak berpulang begitupun tak beraroma serindunya sedap malam kepada lampu. Pepohonan seperti terdiam,entah apa yang mereka pikirkan aku ataukah dirimu? atau secangkir susu hangat barangkali. Apakah kau kedinginan dini ini?bicara saja,biarkan purnama yang temani rerama malam sampai senja.aku suguhkan saja untukmu obrolan singkat khas seribu satu malam yang tak kau akan dapatkan di duniamu sekarang.Tapi,bukankah seratus tahun silam kau minta aku ajarkan cara bercumbu yang paling asing? kalau kau siap,jejarkan saja kulit-kulit bibirmu yang lentik,kita bercumbu saja malam ini,dini ini,siang ini sampai purnama mual melihatnya, dibawah pohon dan tuhan.
Lelangit kosong saja yang bohong kepada nada tangga-tangga yang dijinggai beribu pelampiasan embun menjadi batu,padahal dini ini kita sedang bimbang bertukar latar tentang musik-musik yang kita pelajari dari mimpi.
Cukupkan saja kita tata dunia kita dengan membeda antara aku,pohon dan tuhan yang selalu senang aku cumbui berpohon lakon.
Untukmu yang tak buta rasa, masihkah kau kehujanan sayang?

Minggu, 21 Juli 2013

De Javu


  
Kalo inget puisi ini jadi inget suasana kuliah, ada macam- macam aktivitas yang dilakukan ketika dosen menjelaskan mata kuliah, ya sesuai dengan passion masig-masing. Ada yang passion nya bermimpi, maka tidur, yang passion nya belajar ya merhatiin dosen, yang passion nya jadi wirausaha ya jualan di dalam kelas, ya termasuk saya yang passion nya coba-coba ya corat-coret.hasilnya ya begini jadi kumpulan kata-kata yang kata para pembaca dan pemakna kata katanya kata-katanya sulit diungkapkan dengan kata-kata. ini salahsatunya,  pahlawanku ketika tampil di adu gengsi..


Entah Aku Entah Berantah
Oleh: A. Salman Alfarisi


Masuk dalam kekakuan hipno tak bertuhan, menjalar pleno-pleno malam yang mulai beruban
Menjelajah sebatang lorong dan jejawut yang selalu kalang kawut , diantara rambut sampai rona rumput
Kolibri ranjang, semangkuk arang hingga seungguk tangga yang tak pernah bisa terbaca berbata-bata
Kapling-kapling guling berdesakan menjadi isteri, bersuling, berkeliling, tak terinjak anjing-anjing maling
Deretan kartu dewa yang selalu ramai didendangkan dawai, kadang bercerai hingga saat ini pun berubah ramah menjadi marah
Dinding keramik basah, reunian orang-orang susah, berkumpul pikul meniti simpul, tapi bukan simpul mati!

Didalamnya, aku menghabiskan rakaat berabad-abad, bertasbih-tasbih dzikir dari mahir sampai kini mulai kikir
Sajadah tangan ini yang tak pernah lagi aku setubuhi, mulai pikun, berlari dengan bahasa-bahasa kemangi
Belajar kata-kata, kemudian aku terlupa, manja disiksa, pergi dicari, janji dimaki, melebur bersama-sama hancur tak terukur
Aku bebal dengan pepatah darah yang tertangkap diujung hidung dan terkulai sepi dalam segelas kopi

Kutanyakan lagi kartu-kartu dewa yang mulai papa bersama perkusi setan yang menertawakan aku dan tuhan
Tak tahu malu aku, menantang ranjang yang di kebiri, bersama rumput dekat dengan aduan tuhan
Entah sampai tubuhku yang menjadi batu ataupun tuhan yang tak pernah rela aku tertidur diragaku
Aku tak tahu dimana aku yang selalu rindu dengan tuhan, ibu dan bapakku.

                                                                                                                          Mahatan, 2012

Rabu, 17 Juli 2013

PEMANJAT





Ini salahsatu penghuni di lingkungan rimba asramaku, selain kutilang yang setiap pagi bersahutan di dini hari. Walaupun tidak sebanyak kutilang jumlahnya, akan tetapi, mahluk-mahluk pemanjat ini menjadi bagian pemandang sehari-hari ketika di asrama yang kadang-kadang bergantungan di kabel telepon. namanya bajing kelapa, atau nama kerennya  Callosciurus notatus hewan ini memiliki rasio otak dengan tubuh, lebih besar daripada yang dimiliki manusia normal. Suara deritannya yang kadang bersenyawa dengan nyanyian-nyanyian burung berjambul hitam, menambah asri seakan benar-benar di surganya rimba. Entah sampai kapan mereka akan tetap ada dan bertahan seperti burung-burung berjambul, meloncat dari ranting ke ranting, menjadi pemandangan tersendiri yang membuat ingin selalu kembali ke asrama.

Selasa, 16 Juli 2013

KUTILANG


     Disana sini, disekeliling asrama tempat aku tinggal banyak sekali dihuni burung berjambul hitam, suaranya sangat indah, nyanyiannya terdengar tepat tiap menjelang shubuh, membayangkannya sangat syahdu. bayangkan saja dirimu terbangun dini hari diantara keremangan lampu jalan yang cahayanya berhamburan kesana sini karena berada disela tajuk pohon-pohon pinus, puluhan atau bahkan ratusan burung tersebut bersahutan seolah itu dunia mereka sendiri, menyanyikan nyanyian-nyanyian yang sepertinya bahkan tidak ada di dunia luar, kos kosan misalnya. lain halnya dulu ketika masih di kampung halaman nun jauh disana, di kota rantau ini yang berganti menjadi kota seribu angkot, burung-burung itulah yang terdengar ketika aku membuka mata dari tidur. telah aku buatkan sepenggal lagu untuk dirinya...

KUTILANG
                                                                     

INTRO:  G D Em C G D Em C
#
G                     D          Em    C
Sepagi embun diantara pepohonan
G                    D             Em C
Sinar mentari terjatuh di pelataran
G                              D                   Em       C
Berkumpul berkicau diranting semak belukar
G                          D                    Em      C
Melompat terbang mengartikan kehidupan

Intro
##
G                                      D              Em                C
Memandang mendung langit di kota hujanku
G                          D           Em                C
Syair yang merdu diantara jeda hujan
G                                D               Em                   C
Berkumpul bersama menata masa mudamu
G                         D                    Em                   C
Bergegas berlari  mengejar masa depanmu

Bridge:
G               D      Em                  C
Bila saja nanti aku kembali kesini
G                        D                Em                      C
Tak kumimpikan engkau jadi sang rajawali
G                D     Em                  C
Bila saja nanti aku kembali kesini
G                  D                Em                C
Masih adakah ruang riang dihatimu
Reff:
G                                    D
Kutilang kutilang terbang kepakkan sayapmu
Em                                       C
Jauh menembus ke semua arah penjuru
G                                 D
Kutilang kutilang hitam warna mahkotamu
Em                                   C                          G
Sepekat mendung langit di kota hujanku
G D Em C

G                                      D              Em                C
Memandang mendung langit di kota hujanku
G                          D           Em                C
Syair yang merdu diantara jeda hujan
G                                D               Em                   C
Berkumpul bersama menata masa mudamu
G                         D                    Em                   C
Bergegas berlari  mengejar masa depanmu
Reff:
G                                    D
Kutilang kutilang terbang kepakkan sayapmu
Em                                       C
Jauh menembus ke semua arah penjuru
G                                 D
Kutilang kutilang hitam warna mahkotamu
Em                                   C                          G
Sepekat mendung langit di kota hujanku

G               D      Em                  C
Bila saja nanti aku kembali kesini
G                        D                Em                      C
Tak kumimpikan engkau jadi sang rajawali
G                D     Em                  C
Bila saja nanti aku kembali kesini
G                  D                Em                   C
Masih adakah ruang riang dihatimu…
            G
untukku

 Semoga masih berkenan ada ketika masanya aku sekedar mampir ke asrama yang maharasa ini.

Kamis, 20 Juni 2013

RUMAH


     Banyak yang bersembunyi dibaliknya, menunggui panas, dingin, hujan hembusan angin, binatang buas atau sekedar topeng barangkali. entah siapa yang tahu bagaimana pastinya. Siapa yang tidak mau kembali ke rumah, setelah berpuluh tahun meninggalkannya menjadikan ilalang sebagai teman bermainnya dikala dia renta dengan retak urat di setiap jengkal dindingnya, kedinginan di guyur hujan yang hampir setiap hari turun karena dikelilingi bermacam gunung.

    Sejak lahir, itu memberikan tanda pertama kali bahwa rumah menjadikan aku ada dengan semua rasa, menangis sampai tertawa. belajar sampai berlari. kini rumah masih ada jelas berdiri diantara macam tanah yang kadang mengembang mengkerut dibilik liatnya. Tapi, apakah dia masih bisa bernafas diantara gedung-gedung pencakar langit yang meracuni burung-burung menindas pinus-pinus berdaun jarum menjadikan layang-layang terbang pesawat-pesawat pencabut nyawa.

   Rumah banyak sekali macamnya, setiap suku bangsa di Indonesia mempunyai berbagai macam nama dan bentuk rumah pastinya, yang utama rumah dibangun mempunyai arti dan kesan dan memberikan rasa nyaman. 





Sudahkah anda menjaga rumah dari panas dan hujan? menuruti setiap kehendaknya yang tak terdengar.

BU-NGA (tumbuh)

Ingatkah, seperti mereka tumbuh di halaman kita juni itu berwarna putih kekuningan, lalu aku perawani mereka dengan keluguanku kala itu. Menghisapinya dengan senyum yang puas bersama batu-batu kecil yang padu. Kau tak pernah marah, atau sekedar mengangkat alis matamu yang indah itu dan kau wariskan padaku. Atau ketika aku mencoba mewarna tuhan di balik birunya langit yang kau sebut pangeran. Atau ketika aku bersenda dengan belalang-belalang di ladang menghabiskan waktumu seharian. Adalah senja kala itu, ketika kau terjatuh dan aku berdiri disana membuatkan secangkir kopi dingin kesukaanmu yang biasa kau bagi dengan aku dan lelayang terbang.

Telah lama aku curi tentang dia seratus hari yang silam bu, ketika penjara suci masih terlalu dini. Kita memang berbeda kota dan raga, tapi adakah lima kota kita berbicara tentang beda atau sama? Sedang , kau tata aku menada kata, berbahasa prosa, atau sekedar bertukar latar. Padahal dia semerbak melati, tiada begitu dengan aku. Tapi apakah kau tahu, kini tiada ke tiada seketika kita tak ada kata dari mata ke mata. Benar katamu bu, emosi terjalin dari mata menurun kata. Kini aku tiada lagi tahu tentang dia setelah pertemuan di shubuh yang lusuh.Tapi, Aku masih anakmu kan bu?

Mungkin masih ada potretnya di dompetku bu.

Sabtu, 15 Juni 2013

KOTA PURNAMA


      Panas yang kau berikan menjadi bagian dari puzzle yang aku rangkai menjadi skrip, lantas aku lakonkan dirimu disana bersama dunia dan pada buku inipun bagian dari skrip yang kita buat.

#    Dari kota hujanpun tak pernah terpikir, mendung seperti apa yang aku seting menjadi latar dibalik biru pepohonan yang menjadi surga bagi pecinta mangga. Hanya saja, sepertinya langit memilih latar hijau saja pada hari ini.

#    Layaknya penulis skrip sungguhan, aku mulai bercerita tentang apa yang harus terjadi pada pagi, siang, sore sampai malam menjelang kau tidur. Aku juga sempat menulis kapan dan kepada siapa saja kau akan jatuh cinta, sampai menjelang kau mati dan jumlah orang yang mengantarkanmu ke pemakaman.

#    Ya, aku masih ingat ketika kau merayakan hari ulang tahunmu februari pagi menjelang akhir pekan, hari itu kau pertama kali jatuh cinta kepada seorang anak ingusan yang tak pernah aku beri nama pada skrip lakonku. Akupun masih ingat, hadiah apa yang anak itu berikan kepadamu gantungan kecil kepala "Hello Kitty" berwarna merah muda, yang kau gantungkan pada resleting tas sekolahmu dan pada suatu sore ketika kau dalam perjalanan pulang, saat kau melintasi jembatan tua tiba-tiba gantungan kecil kepala "Hello Kitty" berwarna merah muda itu jatuh dan hilang dibalik coklatnya warna air sungai itu. Begitupun pada malam harinya kau mendapati kabar bahwa cinta pertamamu itu, seorang anak ingusan yang tak pernah aku beri nama pada skrip lakonku, ditemukan tewas dihilir sungai setelah sebelumnya dia jatuh dari jembatan tua dan hanyut terbawa air sungai yang berwarna coklat. Dan pada pagi harinya, ketika mayat anak ingusan itu dimakamkan telah menunggu disampingnya pekuburan yang baru beberapa menit yang lalu telah ditinggalkan para keluarganya dan pada nisan itu tertulis jelas namamu.




Kamis, 13 Juni 2013

KOTA HUJAN 



     Sungguh bahagia bisa menjadi bagian dari tempat ini, kota dengan rintikan air terbanyak di Indonesia, Melihatnya jatuh membuat enggan untuk beranjak menembus kedalam kerapatannya. Tahukah kamu, tempat tinggalku adalah salahsatunya kota paling romantis dengan berjuta orang-orang yang romantis di dalamnya,  teman-teman yang romantis, sahabat yang romantis, dosen yang romantis, pokoknya serba romantis. dengan warna awan yang kelabu, potret kilat dan suara petir yang paling merdu yang pernah ku dengar. romantis sekali memang, tidak perlu jauh-jauh pergi ke Bergen, kota hujannya eropa yang menjadi salahsatu seattle nya  Norwegia. Kota paling romantis ini menawarkan berbagai macam keindahan, terlebih kepada para penikmat hujan bisa puas deh hujan-hujanan setiap hari dan itupun bisa seharian penuh, semalaman juga bisa. Tetangga ibu kota ini, disebut Buitenzorg (bahasa belanda) yang artinya tanpa kecemasan atau aman tentram karena hujannya kali ya, yang membuat orang-orang di dalamnya menjadi tersihir oleh keromantisan gemericiknya, sungguh indah. Meskipun intensitas curah hujannya yang sangat tinggi yaitu 3000- 4000 mm/tahun, atau hampir 70% tingkat turun hujannya perhari tetapi kota ini aman dari banjir, karena kota ini berada di dataran tinggi yaitu 190- 330 mdpl ya, namanya juga Buitenzorg pasti aman..


                                                Foto:(http://hidupku-senang.blogspot.com)

Bogor memang kota yang romantis..hemmh, jangan lupa bawa payung ya!!

Senin, 10 Juni 2013

Hujan Kwaci

      Seharian ini turun hujan, ya aku sebut hujan soalnya diameter tetesan airnya lebih dari 0,5 mm. Deras sekali turunnya tak terkira banyaknya. Seharian ini kebiasaan sepak bola sore bersama kawan-kawan ditunda diganti dengan mimpi bareng di kamar masing-masing. Tahukah anda apa itu kwaci? sejenis biji-bijian ini selalu menjadi bahan cemilan disaat ngobrol bareng teman-teman dalam kondisi apapun itu. Percaya atau tidak, kwaci tidak hanya sekedar kecil akan tetapi memiliki banyak manfaat gak salah kadang-kadang manusia dan hamster saling berebut untuk menikmatinya bahkan dari bunganya langsung.
Ini kandungannya:


1. Vitamin E.
Dalam 1 ons kwaci ternyata mengandung 30persen Vitamin E .
Vitamin E berguna untuk:
  • · meningkatkan daya tahan tubuh, membantu mengatasi stres, meningkatkan kesuburan, meminimalkan risiko kanker dan penyakit jantung koroner.
  • · berperan sangat penting bagi kesehatan kulit, yaitu dengan menjaga, meningkatkan elastisitas dan kelembapan kulit, mencegah proses penuaan dini, melindungi kulit dari kerusakan akibat radiasi sinar ultraviolet, serta mempercepat proses penyembuhan luka.
  • · sebagai Antioksidan. Semua vitamin E adalah antioksidan dan terlibat dalam banyak proses tubuh dan beroperasi sebagai antioksidan alami yang membantu melindungi struktur sel yang penting terutama membran sel dari kerusakan akibat adanya radikal bebas. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai antioksidan dalam tubuh, vitamin E bekerja dengan cara mencari, bereaksi dan merusak rantai reaksi radikal bebas. Dalam reaksi tersebut, vitamin E sendiri diubah menjadi radikal. Namun radikal ini akan segera beregenerasi menjadi vitamin aktif melalui proses biokimia yang melibatkan senyawa lain.
  • · melindungi sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh dari kerusakan. Selain bisa melindungi dari akibat kelebihan vitamin A dan melindungi vitamin A dari kerusakan, vitamin ini juga bisa melindungi hewan dari akibat berbagai obat, bahan kimia, dan logam yang mendukung pembentukan radikal bebas.

2. Magnesium.

Magnesium adalah mineral yang dibutukan oleh beberapa bagian tubuh termasuk tulang, sebanyak 60 persenmagnesium dalam tubuhkita tersapat di Tulang, 26 persen ada di otot. kekurangan magnesium. (). Magnesium juga dapat menurunkan tekanan darah, mencegar migrain, serta menurunkan resiko serangan jantung.


3. Selenium.
selenium adalah salah satu mineral penting yang digunakan oleh tubuh sebagai anti oksidan. manfaat selenium lainya adalah menangkal radikal bebasm meningkatkan kekebalan tubuh, dan mempertahankan elestasitas kulit.
selain itu, kwaci juga mengandung lemak, vitamin B-6 dan B-12, vitamin C, vitamin A, mineral.
Kwaci Biji Semangka.
Untuk kwaci yang satu ini bagi sayapun belum pernah melihatnya sampai sekarang, yang pasti menurut segi ukuran. kwaci dari biji semangka pasti lebih kecil daripada biji matahari (biji matahari aja tricky makanya, apalagi biji semangka?)  namun konon katanya, Kwaci yang terbuat dari biji semangka sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu di cina. seperti kerabatnya sesama kwaci, kwaci dari biji semangka juga menjadi salah satu sumber Anti Oksidan.
berikut adalah perbadingan nutrisi antara si kwaci Semangka dan Bunga Matahari.
kwaci
Kwaci Biji Labu.

Kwaci yang satu ini di klaim memiliki rasa yang gurih dan memiliki harga yang cukup mahal. namun itu semua terbayar dengan khasiat yang dimilikinya. Kwaci Biji labu kuning memiliki khasiat untuk mengurangi gejala inflamasi. Biji labu kuning juga meiliki kandungan Pitosterol, Pitosterol adalah senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang strukturnya mirip kolesterol, wah bahaya ga nih?. jangan salah, kolesterol di sini adalah kolesterol baik malah dapat meningkatkan sistem imun dan menurunkan resiko terkena kanker tertentu.
Nah, biji labu kuning rupanya sangat bermanfaat meningkatkan Gairah juga. :D , sebuah penelitian menunjukan bawha biji labu adalah makanan yang mampu meningkatkan libido yang lebih efisien, biji labu juga mengandung Myosin yang penting bagi kontraksi otot seksual wanita. sementara bagi pria, kandungan Zinc pada biji labu adalah nutrisi utama untuk memproduksi sperma dan meningkatkan jumlah sperma dan motitilat sperma tak ketinggalan juga bermanfaat untuk mengurangi resiko kanker prostat.
Selain diatas, biji labu juga mengansung citamin B, E, C, D, K serta Kalsium, kalium niasin dan fosfor..

Ada banyak kombinasi yang bisa anda coba untuk menikmati kwaci, salahsatunya dengan susu hangat. emmmh mantap sekali rasanya! ini kombinasi kesukaan saya.anda bagaimana?

    Minggu, 09 Juni 2013



    HADIAH MERAH

    oleh Aang Salman Alfarisi (Catatan) pada 5 Januari 2013 pukul 23:55

                

              Diselasar tikar ini tak ada beda antara petang panjang dengan senja kala, tetap berkata-kata seperti tak pernah ada jeda. Apa benar tadi turun hujan? atau sekedar gerimis saja yang menangisi bayanganmu yang sebentar lagi mati. Apa kau tahu bayangan? budakmu yang selalu menemani kemana saja kau meninjau, seringkali ia bersetubuh dengan dingin, apalagi gemerlap gelap.
           Di semalam seribu malam yang aku tunggui tangga serotonin dan endorpin yang aku jaga sengaja, setetesnyapun tak kubiarkan menggantikan aliran darah ibuku yang mengalir di nadinya. Tetapi kau menyalakannya begitu saja, memadu satu menjadikan dini itu seperti batu. Telah aku ketuk pintu yang menurutku gerbang yang menghening sebening es yang berdenting dan akan terus membeku baku jikalau tak aku panasi dengan bara api yang mengobar. Kau ungkap seriap kata yang mengasing walau tak serba luning bagi bayangan endorpinku, begitupun serotoninku yang mulai memilin.
              Teramat melelahkan dini itu, setelah sebelumnya malam dan rembulan bergumul penuh hasrat di perapian dekat dermaga yang baru roboh tiga menit yang lalu, tetapi tak seperti mati yang lalu, suri ini, ya kali ini sepertinya akan mengucurkan banyak darah dari kedua rahimku setelah tamumu yang lain memergokiku sedang mencumbu ari-ari yang kau sajikan entah untuk siapa di ruang tamu.
    Ah, menungguimu seolah hal yang percuma, berjalan sepanjang rel kereta dan sesekali duduk di perapian bersama bocah-bocah lusuh yang dipenuhi "raja singa" membiarkanku mati dengan sendirinya.
    Detak detik menemui titik, diam menenggelam sekelam memalam dini itu, pintu-pintu menyulam alam. menyilami ranjang panjang yang aku ikat pekat kedua tanganmu yang rungu di deret kayunya.

    Untukmu yang aku salahi ketukannya, dapatkah kau ikuti abneaku malam ini sayang?
    "CS"

    Sabtu, 08 Juni 2013

    Pagi ini ngopi dulu yuk!

    Raissa ngopi dulu yuk! (iklan)

        Tradisi dan budaya minum kopi sudah berabad lamanya, seusia dengan masanya peradaban di Arab Saudi sana. Kini ritual minum kopi sudah menjadi habitual yang tak bisa terpisahkan dari semua kalangan, kalangan atas, bawah, kiri, kanan, depan, belakang, berbagai bangsa bahkan agama. Kopi itu simpel gak ribet, penambah semangat, mood, bahkan bisa menjadi aroma terapi dikala sumpek dan suntuk. Coba saja, buatlah secangkir kopi sesuai warna dan selera anda tentunya, cium dulu aroma, nikmati setiap kebul asapnya dengan intim sebelum anda meminumnya hemmmh.....shiok banget. Kopi bisa menjadi media orang datang, berkumpul, dan memecahkan masalah bareng-bareng tentunya. Kadang, bisa juga menjadi sangat romantis apalagi dinikmati bersama orang-orang yang kita sayangi. 
         Di Indonesia, Aceh menjadi salahsatu surga bagi para penikmat kopi. Lain dengan di pulau Jawa dimana tradisi masyarakatnya menyuguhkan teh kepada setiap tamu yang berkunjung, di aceh kopi lah yang menjadi tradisi untuk menghormati para tamunya yang berkunjung " i kupi" namanya. Pokoknya setiap anda bertamu, maka kopi lah yang paling dahulu disuguhkan. Yang paling terkenal di Aceh yaitu kopi takengon, kopi ini memiliki rasa pahit yang khas, ketika kopi menyentuh lidah pahitnya luar biasa, nikmatnya langsung menyebar kesemua syaraf perasa...hemmmm mantap pokoknya.
    Yuk kita ngopi..  

    Caffe de'Italiano

    Benua biru memang menyimpan berjuta bahkan milyaran tempat-tempat yang indah untuk dikunjungi, dari mulai rekreasi, fashion, olahraga, terutama kuliner. Sebut saja Italia, negara yang punya berjuta pesona. Negara kelahiran Valentino Rossi ini menjadi salahsatu pusat fashion dan tren kuliner di eropa, negara asal pizza dan spaghetti ini terkenal dengan budaya dan cita rasa kopi yang perfecto ajib pokoknya untuk para Coffee holic dibaca pecinta kopi. Hampir disetiap kotanya terdapat Coffee Shop yang menyediakan berbagai jenis olahan kopi yang dibuat dengan dedikasi dan cita rasa yang tinggi ini dia




         


         (yanihamdan.wordpress.com)


    • Caffe (espresso): secangkir kecil kopi yang sangat kuat, espresso
    • Caffe americano: kopi style Amerika, sedikit lebih lemah dibanding espresso dan disajikan dalam cangkir yang besar.
    • Caffe doppio: espresso dobel.
    • Caffe freddo: es kopi.
    • Caffe hag: kopi decaf.
    • Caffe latte: susu panas bercampur kopi dan disajikan dalam gelas untuk sarapan. 
    • Caffe macchiato: espresso "dinodai" dengan sedikit susu steam - versi “kecil” cappuccino. 
    • Caffe marocchino: espresso dengan tambahan susu dan cokelat panas. 
    • Cappuccino: espresso ditambah susu steam dan dinikmati di pagi hari, tetapi tidak pernah diminum setelah makan siang atau makan malam 
    • Granita di caffe con panna: kopi beku, hidangan dingin dengan topping whipped cream.




    Tujuan wisata sepertinya sangat layak untuk dicoba, walaupun sekarang Coffee Shop di Indonesia pun telah banyak yang menyediakan hidangan-hidangan serupa. ya tapi gak ada salahnya sekalian melanglang ke benua biru di seberang sana. Anda tertarik, saya pun juga.

    Jumat, 07 Juni 2013

    Ayo kita mulai!
    "Apa yang sudah kita mulai, mari kita selesaikan"